Saturday, May 30, 2015

Era yang Tak Terjawab

Ayah, Bunda, kau ada di mana?
Ini aku menerima undangan Bikini Party
Murah tiketnya 500 ribu saja
Bolehkah aku menghadiri?

Abah, Si A temanku jago matematika
Di depanku ia menawariku rokok, “Coba aja dulu,” katanya “Sampai kapan mau jadi anak mami?,” timpalnya pula.
Abah, aku harus bagaimana?



Ummi, kau tahu temanku yang jilbabnya lebar dan merdu kalau mengaji
“I’m a high class call girl,” tulisnya satu ketika di Twitter
Baju, arloji, dan gadgetnya mahal-mahal, tak mungkin kau mampu membeli

Kata Bapak, website University of Essex diblokir di Indonesia
“Soalnya mengandung kata sex,” terangnya dalam canda
Pak, Pak, lha itu teman sebangkuku yang jago IT tontonannya sudah bukan 55 Shades of Grey, tapi yang Exclusively adult content, banned from viewing, dan semua yang adult only.

Ibu, aku ingin cerita satu lagi temanku, Si Amat
Anaknya kalem, pendiam, sudah berbulan-bulan tak terlihat
Konon dia ke Syria untuk berjihad, mungkin kepada khalifah siapa itu di Iraq, dia berbaiat

Ayah, temanku yang pandai berbahasa Arab itu
Iya, pintar azan dan jebolan pesantren itu
Kudapati ia meraba-raba selangkangan teman pria lainnya
Ada foto mereka ciuman bibir, tak sengaja kulihat di mobile phone-nya

Bunda, Si Putri tak masuk sekolah lagi
Ia kirim SMS, “Aku sakaw, menggigil hebat, hidung berair, mata merah, tak mungkin masuk hari ini,”
“Jangan beritahu yang lain, ya, bandarku sudah lebih dulu masuk penjara.”
Aku harus simpan rahasia, demi setia kawan, katanya



Papa pasti nggak ngerti kalau aku nyebut cimeng, rasta, bakung, atau dagga
Padahal beberapa teman di sekolahku jadi pemakainya
Tapi kalau aku boleh tanya sama Papa
Kenapa kondom mesti diberi rasa?

Foreplay, kissing, necking, petting, intercourse, itu apa, Ibu?
Tak sengaja kudengar kakak-kakak kelasku cekikikan
Kelas kosong, di atas meja Playboy dan hijab mereka bergeletakan
Aku hanya bertanya, jangan marah kepadaku, Bu



***
Anakku, tahukah kau andai bisa kubekukan waktu
Menahan laju rembulan agar hari tak terlalu lekas berganti
Belum cukup berilmu diri ini mengajari
Tantangan zamanmu sungguh berbeda dengan 30 tahun lalu

Aku tahu engkau bukan milikku
Hanya kepada-Nya kutitipkan engkau dengan rindu
Dariku engkau terlahir, tetapi bukan dariku
Engkau ada padaku, tetapi tidak denganku

Kuberikan engkau kasih sayang
Tapi tak akan mampu kupaksakan pemikiran
Kuberi engkau rumah untuk raga tapi jiwamu ada di masa depan
Yang tak bisa kukunjungi meski dalam impian*
*Anakmu Bukan Anakmu, Kahlil Gibran

(Penulis: Nurisma Fira, Colchester, Essex)
cc : Family Guide

0 komentar:

Post a Comment