Monday, November 30, 2015

filsafat moderen - Manusia sebagai produk berfilsafat

Hakikat manusia

Hakikat merupakan syarat eksistensi. Beradanya suatu keadaan karena syarat-syarat tertentu. Secara negatif bermakna, tanpa syaratnya seharusnya ada, maka keberadaan pun tidak ada. Dalam bahasa yang lebih luas dapat dinyatakan yang dimaksut dengan hakikat tidak lain adalah "sesuatu" yang mesti ada pada "sesuatu" yang jikalau "sesuatu" itu tidak ada maka "sesuatu itu pun tidak terwujud" . Sesuatu adalah simbol-simbol bereksistensi. Baik dengan memahami hakikat seperti itu lalu timbul suatu pertanyaan. Apa itu hakikat manusia? Pertanyaan singkat yang menarik perhatian manusia. Dan pertanyaan itu semakin menjalar seperti, untuk apa? Dari mana? Dan hendak kemana arus sejarah manusia.

 Dari sudut sejarah filsafat, socrates dapat dinilai sebagai selah satu tema sentral dalam pemikiran. Sering juga dianggap sebagai tokoh yang menurunkan filsafat dari langit ke bumi. Sebelumnya manusia bergairah mengajukan pertanyaan metafisika diluar dirinya. Filsafat bergelantung dilangit metafisika. Manusia mengajukan pertanyaan besar tentang segala sesuatu (supranatural), padahal manusia itu sendiri merupakan pertanyaan besar penuh misteri. Bagi socrates yang pertama harus dilakukan adalah kenali dirimu, siapa saya? Mengenal dengan baik siapa saya dapat mengantarkan pada pengenalan di luar saya yang lebih asasi menjadi penentu segalanya.

Dalam kajian filsafat moderen, para filosof moderen menegaskan bahwa pengetahuan tidak berasal dari kitab suci atau ajaran agama, tidak juga dari penguasa, tetapi dari diri manusia itu sendiri. Rene Descartes berpendapat bahwa ada ketersusunan alam dalam kenyataan yang ada hubunganya dengan pengertian manusia. Adapun yang dipandang sebagai yang benar adalah apa yang jelas dan terang. Ia telah mempersatukan empirisme (pengalaman) dengan rasionalisme (pemikiran) dalam bentuk filsafat materialisis yang konsekuen pada zaman moderen.

Zaman moderen

Secara historis, zaman moderen dimulai sejak adanya krisis zaman pertengahan selama dua abad ( abad ke-14 dan ke-15 ), yang ditandai dengan munculnya aliran gerakan renaissance.
Renaissance berarti kelahiran kembali. Renaissance banyak memberikan aspek realitas. Perhatian sungguh-sungguh atas segala yang konkret dalam lingkup alam semesta, manusian,masyarakat dan sejarah. Pada masa itu juga terdapat upaya manusia untuk memberi tempat pada akal yang mandiri. Akal diberi kepercayaan yang lebih besar karena adanya suatu keyakinan bahwa akal pasti akan menerangkan segala macam persoalan yang diperlukan berikut pemecahannya.
Filsafat moderen berfokus kepada manusia (antropost)  yang merupakan hakikat dari segala sesuatu karena manusia memiliki akal sebagai produk berpikir dan dapat menghasilkan pengetahuan yang merupakan inti dari segala aspek. Perkembangan intelektual manusia meperhatikan dengan tegas betapa hanya dengan melepaskan pemikiran dari manusia jalan untuk sampai pada hakikat dapat diretas jelas. Manusia masuk dalam pikiran, sistem melahirkan sejumlah pertanyaan elementer tentang manusia yang menuntut ulasan serta jawaban mendasar . Proses demikian menjadi awal untuk tidak sekedar mengetahui melaikan sekaligus mengenal manusia. Sebuah proses mengenal diri sendiri, manusia berfikir dan mencari suatu hakikat karena itulah manusia disebut produk awal dalam berfilsafat.


0 komentar:

Post a Comment