Thursday, October 15, 2015

Indiegious - Payung Teduh : Sebuah Nada, Berjuta Kenangan

Indiegious - Payung Teduh : 

Sebuah Nada, Berjuta Kenangan



Salam hangat dari HIY untuk sobat HIY sekalian,

              Pernah ga kalian denger band yang namanya Payung Teduh ? mungkin nama band ini masih sedikit asing di telinga sobat semua, saya pun tau soal band ini dari teman saya baru-baru ini. Secara ga sengaja waktu itu teman saya ini mengunggah salah satu karya band ini ke dalam grup di suatu sosial media, melihat nama band yang kurang familiar ini saya pun penasaran dan akhirnya mencoba mendengarkannya.





              Alunan lagu yang terkesan anti-mainstream ini langsung saja membuat saya jatuh hati dengan rangkaian nada yang di berikan oleh lagu ini, kesan pertama yang saya dapat dari lagu ini merupakan ketenangan, ya.. seakan pikiran kita dibawa mengalir bersama harmoni dalam lagu ini sendiri. Ditambah dengan makna-makna dalam setiap liriknya, yang menambah Epic Side dari setiap lagu-lagu Payung Teduh ini. Salah satu lagu yang menjadi favorit saya dari band ini adalah lagu mereka yang berjudul “Untuk Wanita yang Sedang Dalam Pelukan”.




              Originalitas merupakan ciri khas yang sangat ditonjolkan oleh Payung Teduh ini sendiri, bisa dibilang mereka merupakan kelompok musik yang bermain musik dengan hati, memainkan setiap nada dengan menyisipkan perasaan yang dalam, setiap lagunya membawa kita ke dalam kenangan. Bagaikan diajak bernostalgia ke masa lalu, mengingat masa indah, mengingat kebahagiaan yang sejatinya tak memerlukan alasan. Sebuah band yang membawakan kebahagiaan dalam hati setiap pendengarnya, begitu meneduhkan

.

              Payung Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia,  mereka adalah Is dan Comi  yang senang bermain musik bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.


Resah live at SUAF FISIP UI 2012

Payung Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung teduh mengajak Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai guitalele player pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari Wibowo seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri yang berjudul Tidurlah dan Malam. Dan pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010. 



Musik yang dimainkan oleh Payung Teduh  tidak memiliki batasan tersendiri,  musik yang dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era golden 60’s dengan  balutan keroncong dan jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu genre tertentu, namun yang pasti tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.





Untuk sobat HIY yang penasaran gimana alunan lagu yang dibawakan oleh Payung Teduh ini, bisa denger salah satu lagunya lewat widget Soundcloud HIY di sidebar blog ini (PC Only). Selamat menikmati, dan terhanyut dalam kenangan kawan.., 


" Sedikit Cemas . . . Banyak Rindunya . . , "

0 komentar:

Post a Comment