Tuesday, October 13, 2015

Kala Rasa Menyapa


Kala Rasa Menyapa


Ini adalah sebuah ungkapan yang keluar dari sebuah rasa..
Rasa yang aku tidak mengerti harus menyebutnya apa..
Rasa itu membuat dada sesak dan salah tingkah..
Bayang-bayang itu menghantuiku dan seakan selalu ada disetiap langkahku..


Aku berbicara apa?
Entahlah..
aku pun tidak mengerti..
Detak jantung ini seakan berdegup tidak menentu, 
sangat kencang.. hingga nyaris terdengar ditelinga ..



Kala rasa itu menyapa.. 
aku tidak mampu berbuat apa-apa..
Sungguh! Seakan logika ini lumpuh! 
Bahkan aku bingung bagaimana cara mengaplikasikannya..
Kala rasa itu menyapa..
Dunia serasa hening, bibir ini kelu hingga tak mampu berkata-kata lagi..
Rasa itu.. rasa apa itu? Sukakah? Cintakah? Kagumkah? Entahlah..
Yang ku tahu rasa itu membara dan bergejolak di dalam dada..


Mungkin ini semua karena "DIA !" 
Dia penyebab dari kegelisahan ini.. 
Dia yang membuat rasa ini terus menghantui dan menyapaku setiap hari, 
Bayangnya selalu menghantui langkah ini..
Sungguh.. aku tidak mengerti.. 
Yang aku tahu aku menyukai semua yang ada dalam dirinya!
Mungkinkah? Benarkah? 
Rasa ini tak berarah dan benar-benar merasuk ke relung terdalam.. 
Entah mau dibawa kemana..



Duhai rasa, jika itu memang cinta.. maka buatlah aku mampu mengaplikasikannya..
Jangan kau buat aku terjebak dalam fatamorganamu..
Duhai rasa..kita harus mampu menahan harap kita.. 
Biarlah kau tetap tersimpan rapi dalam relung hati.. 
Meski terkadang tak mampu menaban gejolak ini..
Tapi aku harus pandai menjagamu..

Rasa yang tersimpan rapi
Harap itu cuma aku tumpahkan kepada Tuhanku.. 
Pemilik rasa itu..
Bukankah Tuhan maha membolak-balikan hati manusia?
Jika saat ini, hatinya bukan untukku.. 
Maka ku ikhlaskan itu atas nama Tuhanku..
Jika suatu hari, hatinya diberian untukku dan dipersatukan dengan rasa yang sama.. 
Itu karena izin Tuhanku..


"Wahai rasa.. 
Terimakasih telah menyapa dan mewarnai hari-hariku., 
Meski saat ini yang ku rasa masih fatamorgana., 
Harap itu tetap kan ku simpan dalam doa..
Teruntuk calon imamku yang entah dimana.."

0 komentar:

Post a Comment