Akademi berbagi merupakan sebuah organisasi nirlaba yang digawangi para anak-anak muda yang visioner, cinta bangsa dan negara yang tidak tinggal saat menyaksikan kondisi pendidikan di negeri ini yang semakin berpihak pada mereka yang berkantong tebal. Mereka ingin membuat sebuah terobosan perubahan untuk masa depan Indonesia yang lebih baik.
Akademi berbagi adalah gerakan sosial nirlaba yang bertujuan untuk berbagi pengetahuan, wawasan dan pengalaman yang bisa diaplikasikan langsung sehingga para peserta bisa meningkatkan kompetensi di bidang yang telah dipilihnya. Bentuknya adalah kelas-kelas pendek yang diajar oleh para ahli dan praktisi di bidangnya masing-masing. Kelasnya pun berpindah-pindah sesuai dengan ketersediaan ruang kelas yang disediakan oleh para donatur ruangan.
Berawal dari media-social twitter dengan kelas perdana di bulan Juli tahun 2010 di Jakarta, mencoba mengkolaborasikan kegiatan online dengan offline, saat ini kelas-kelas Akademi Berbagi telah tersebar di berbagai kota di seluruh Indonesia. Disebarkan melalui cerita dari mulut ke mulut juga melalui jaringan pertemanan antar komunitas, Akademi Berbagi berusaha menjaga konsistensi kegiatan dengan terus berkomunikasi melalui jaringan berbasis internet. Sebut saja kota: Medan, Palembang, Jambi, Bandung, Solo, Semarang, Jogjakarta, Surabaya, Malang, Balikpapan, Makassar, Ambon, Ende, Madura dan masih banyak lagi kota-kota lain yang siap menyelenggarakan kelas #akber. Berbagai macam topik telah diberikan di dalam kelas-kelas Akademi Berbagi, diantaranya: Social Media, Advertising, Jurnalistik, Public Speaking, Public Relation, Financial, Entrepreneurship, Kreatif, Musik, Fotografi dan masih banyak lagi.
Sejarah Akademi Berbagi
Pada tahun 1922 di Yogjakarta, Ki Hadjar Dewantara mendirikan sekolah dengan nama Taman Siswa. Dengan kepedulian yang tinggi terhadap pendidikan rakyat, sangatlah layak ketika kemudian beliau diangkat sebagai Bapak Pendidikan. Tetapi adakah yang tahu alasan beliau memberi nama sekolah dengan “taman?”
Apa yang Anda bayangkan tentang taman? Sebuah tempat yang indah dan menyenangkan, semua orang bisa datang berkunjung, duduk dan menikmati suasana senang dan gembira. Satu sama lain saling bertukar sapa atau bermain bersama. Begitulah seharusnya sebuah tempat belajar. Semua orang bisa datang, belajar dengan senang, dan mendapatkan ilmu dengan gembira. Tidak ada batasan siapa yang boleh datang. Menyenangkan bukan?
Sekarang tempat belajar identik dengan sekolah. Dan sekolah identik dengan bangunan kokoh, bahkan gedung berpagar tinggi rapat, terpisah dengan dunia luar. Seakan institusi pendidikan tidak berhubungan dengan dunia luar.
Kegelisahan kami dan mungkin juga kegelisahan banyak orang saat ini adalah adanya diskriminasi di bidang pendidikan. Padahal pendidikan adalah hak semua warga negara. Dan ilmu adalah bagian penting dalam kehidupan manusia, tetapi ketika ilmu tidak lagi mudah diakses bagaimana manusia Indonesia akan memiliki kehidupan yang lebih baik secara adil?
Akademi Berbagi lahir dari kegelisahan itu. Dunia social media membuat kita terhubung dan bisa berkomunikasi dengan banyak orang hebat. Hal ini membuat kita berinisiatif membuat kelas belajar gratis dengan pengajar para praktisi dan para ahli yang mempunyai kompetensi di bidangnya. Sehingga kita tidak hanya mendapatkan ilmu tetapi juga pengalaman dan wawasan. Penting bagi kita untuk mendengarkan langsung dari para pelaku agar kita sadar di dunia ini tidak ada yang instant, segala sesuatu butuh proses, waktu dan perjuangan. Keinginan untuk cepat sukses telah merusak mental manusia secara sistematis.
Banyak cerita haru dan membahagiakan di Akademi Berbagi. Satu per satu murid menuliskan di twitter betapa senangnya mereka mendapatkan pencerahan dan ilmu setelah ikut kelas, atau twitter gurunya yang puas setelah mengajar dan ketagihan ingin mengajar lagi lagi dan lagi.
Sebuah gerakan yang dimulai dari kegiatan kelas kecil, ternyata mampu memberikan kaki pada mimpi mereka sehingga mimpi bukan lagi sekedar angan yang kemudian hilang, tetapi mimpi yang menginjak bumi dan berlari untuk diwujudkan menjadi karya nyata.
Di Akademi Berbagi semua orang bisa belajar, tanpa batasan. Semua punya kesempatan yang sama. Tidak ada perbedaan ekonomi, kedudukan, maupun geografis, karena ilmu pengetahuan adalah hak semua warga negara. Selain itu kita juga bisa membangun jaringan. Networking menjadi instrumen penting untuk kemajuan diri.
Pertama kali diselenggarakan pada bulan Juni 2010, karena keinginan belajar pendirinya, Ainun Chomsun (@pasarsapi). Sosialisasi kegiatan ini hanya menggunakan social media, tetapi dampaknya luar biasa. Bukan hanya guru, untuk mendapatkan tempat belajar serta relawan juga melalui social media. Karena sederhana, kegiatan ini kemudian diduplikasi dengan sangat cepat di berbagai wilayah.
Akademi Berbagi adalah gerakan yang menggabungkan jaringan ONLINE dan OFFLINE. Walaupun Akademi Berbagi tidak dibangun dengan mimpi yang besar, tetapi dikerjakan secara konsisten dan komitmen oleh para relawan. Saat ini Akademi Berbagi sudah menyebar luas di berbagai kota.
Visi Akademi Berbagi adalah menjadi sebuah wadah pembelajaran, yang menghubungkan orang-orang dari berbagai latar belakang, kedudukan, geografis yang ada di setiap kota di seluruh Indonesia sehingga menjadi sarana untuk memajukan kota masing-masing.
Menjalankan sebuah gerakan sosial itu tidak mudah, dan semakin besar gerakan tantangan pun semakin berat. Tetapi ketika semua dilakukan dengan senang hati maka tidak ada yang susah di dunia ini. Mari sebarkan virus Akademi Berbagi, karena “Berbagi Bikin Happy”.
Kelas Akademi Berbagi
Kelas Akademi Berbagi pada awalnya hanya menggunakan twitter kemudian menyusul blog di : akademiberbagi.blogdetikcom. Untuk menyelamatkan catatan sejarah, berikut arsip tulisan dari blog tersebut pada tanggal 19 Agustus 2010
Saat ini kelas yang sudah dilaksanakan :
1. Kelas Copy Writing sesi 1&2
2. Kelas Art Directing sesi 1&2
3. Kelas Copy writing sesi 1
4. Kelas Jurnalistik Online untuk umum sesi 1
5. Kelas Jurnalistik Online untuk mahasiswa sesi 1, 2, 3
6. Kelas Social media sesi 1
7. Kelas Fotografi sesi 1
Pengurus
Board of Advisor
Handry Satriago
Roby Muhamad
Yanti Nisro
Jansen Siregar
Zul Muhammad
Imam Subchan
Comittees
Ketua : Ainun Chomsun
Wakil Ketua : Dian Adi Prasetyo
Kepala Program Umum : Raditya Jatismara
Kepala Program Relawan : Sita Sidharta
Kepala Relawan : Budhita Arini
Kepala Web & Content : Karmin
Kepala Socmed & Publikasi : Ranum
Kepala Dok & Materi : Connie
Sekretaris : Retno Wulandari
Contact Information
0 komentar:
Post a Comment