Ekosistem Terumbu Karang - Miracle From The Sea Coastal
Terumbu karang (coral reef) merupakan
ekosistem yang khas terdapat dilaut-laut daerah tropis. Ekosistem ini mempunyai
produktivitas organik yang sangat tinggi. Demikian pula keanekaragaman biota
yang ada di dalamnya. Komponen biota terpenting disuatu terumbu karang ialah
hewan karang batu (stony coral) yang kerangkanya terbuat dari zat kapur. Tetapi
disamping itu sangat banyak jenis biota lainnya yang hidupnya mempunyai kaitan
erat dengan karang batu ini. Semuanya terjalin dalam hubungan fungsional yang
harmonis dalam satu ekosistem terumbu karang.
Hewan karang batu umumnya merupakan koloni
yang terdiri dari banyak individu berupa polip yang bentuk dasarnya seperti
mangkok dengan tepian berumbai-rumbai (tentakel). Tiap polip tumbuh dan
mengendapkan kapur sehingga membentuk kerangka. Polip ini akan memperbanyak
dirinya secara vegetatif (dengan jalan pembelahan berulang kali) hingga satu
koloni karang bisa terdiri dari ratusan ribu polip. Tetapi selain itu terdapat
juga pembiakan secara generatif (pembuahan antara sel kelamin jantan dengan sel
telur) yang menghasilkan larva yang disebut planula.
Di dalam jaringan polip karang, hidup
berjuta-juta tumbuhan mikroskopis yang dikenal sebagai zooxanthella. Keduanya
mempunyai hubungan simbiosis mutualistik (saling menguntungkan). Zooxanthella,
malalui proses fotosintesis membantu memberi suplai makanan dan oksigen bagi
polip dan juga membantu proses pembentukan kerangka kapur. Sebaliknya, polip
menghasilkan sisa-sisa metabolisme berupa karbon dioksida, fosfat dan nitrogen
yang digunakan oleh zooxanthella untuk fotosintesis dan pertumbuhannya.
Kebanyakan karang adalah carnivore (pemakan
daging), karang menangkap zooplankton dengan menggunakan tentakel yang
mempunyai tangan-tangan dengan dilengkapi oleh sel-sel penyengat yang dikenal
sebagai nematocyst.
Syarat Hidup dan
Berkembangnya Terumbu Karang
- Cahaya, diperlukan untuk proses fotosintesis alga simbiotik (zooxanthella) yang produknya kemudian disumbangkan kepada hewan karang yang menjadi inangnya. Kedalaman laut maksimal 40 meter, lebih dari itu cahaya matahari sudah lemah.
- Suhu sekitar 25–300 C, terumbu karang tidak ditemukan di daerah Ugahari (daerah Sedang), apalagi di daerah Dingin.
- Salinitas air laut sekitar 27–40 %0, pada laut-laut dimana banyak sungai yang bermuara tidak dijumpai terumbu karang.
- Air lautnya jernih, pada laut-laut yang airnya banyak mengandung lumpur atau pasir maka hewan karang mengalami kesulitan untuk membersihkan diri.
- Arus, diperlukan untuk mendatangkan makanan berupa plankton, juga untuk membersihkan diri dari endapan – endapan lumpur dan pasir dan untuk mensuplai oksigen dari laut lepas.
- Substrat yang keras dan bersih dari lumpur, diperlukan untuk peletakan planula yang akan membentuk koloni baru.
Formasi Terumbu
Karang
Formasi terumbu karang pada umumnya dapat
diklompokan atas fringing reef (terumbu karang pantai), barrier reef (terumbu
karang penghalang) dan atol (pulau karang yang melingkar).
1. Fringing reef (terumbu karang pantai),
terdapat di sepanjang pantai yang mempunyai kedalaman
tidak lebih dari
40 meter. Pertumbuhan yang terbaik terdapat di daerah yang menerima pukulan ombak.
2. Barrier reef (terumbu karang penghalang),
berada jauh dari pantai dan dipisahkan oleh goba
(lagoon) yang
dalamnya sekitar 40 – 75 meter. Kedalaman maksimuin dimana karang biasa
hidup. Contoh terumbu karang penghalang yang terdapat di
Indonesia adalah Terumbu Karang Penghalang Sunda
Besar (Great Sunda Barrier Reef) yang terletak di selat Makasar di sebelah
Tenggara Kalimantan,
sepanjang tepian paparan Sunda dengan panjang sekitar 500 km. Umumnya berada sedikit di bawah
permukaan laut. Terumbu karang yang sangat terkenal adalah the Great Barrier Reef terdapat di sebelah
Timur Laut Australia dengan panjang sekitar 2.500 km.
3. Atol merupakan terumbu karang yang
bentuknya melingkar seperti cincin, mengitarai goba yang
dalamnya 40 –
100 meter. Atol yang terbesar di Indonesia adalah Atol Taka Bone Rate di laut Flores
sebelah Tenggara pulau Selayar. Luas atol
ini 2.220 km2, merupakan atol terbesar ke tiga di dunia setelah
Atol
Kwajalein (di Kep. Marshall Pasifik) seluas 2.850 km2 dan Atol Suvadiva (di Kep. Maldives –
Samudera Hindia) seluas 2.240 km2.
Menurut
teori Darwin terbentuknya atol bermula dari terumbu karang pantai. Bersama dengan
amblasnya gunung atau daratan asal
maka terumbu karang pantai makin tumbuh keluar, hingga
terbentuklah goba antara
pantai dengan terumbu karang itu sendiri. Proses amblasnya gunung tersebut
berjalan terus
menerus dan sementara terumbu karang di bagian tepi mengimbangi terus dengan
pertumbuhan ke
atas hingga terbentuklah atol. Teori ini dikenal sebagai teori amblasan (subsidence
theory)
yang merupakan salah satu dari beberapa teori terbentuknya atol.
Arti Penting Terumbu
karang bagi kehidupan manusia:
- Dari segi estetika, terumbu karang yang masih utuh menampilkan pemandangan yang sangat indah. Taman-taman laut yang terkenal dan dapat dijadikan sebagai objek wisata terdapat di pantai-pantai yang mempunyai terumbu karang.
- Terumbu karang merupakan pelindung fisik terhadap pantai, bagaikan tembok yang kokoh dari terjangan ombak/gelombang laut. Apabila terumbu karang dirusak atau diambil karang serta pasirnya secara berlebihan maka pantai akan terus terkikis oleh pukulan ombak yang mengakibatkan terjadinya pergeseran pantai kearah daratan seperti yang banyak terjadi dibeberapa daerah di Indonesia.
- Sebagai sumber daya hayati terumbu karang dapat pula menghasilkan berbagai produk yang mempunyai nilai ekonomis yang penting seperti berbagai jenis ikan karang, udang karang, alga, teripang, kerang mutiara dan sebagainya. Ikan dari terumbu karang dalam pruduksi perikanan kita antara lain ikan ekor kuning dan ikan pisang-pisang. Selain itu di terumbu karang hidup banyak jenis ikan (mencapai 253 jenis) yang warnanya indah dan mempunyai nilai yang tinggi sebagai ikan hias.
Melihat pentingnya terumbu karang baik
sebagai ekosistem maupun sebagai sumber daya ekonomi maka perlu untuk menjaga
kelestariannya. Salah satu ancaman terbesar yang sangat memprihatinkan adalah
semakin banyaknya dan semakin meluasnya penggunaan bahan peledak oleh
oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang bermaksud mencari ikan dengan
cara mudah tetapi sangat merusak lingkungan.
Demikian pula dampak negative yang dapat
diakibatkan oleh penambangan karang dan pasir dari terumbu karang. Sekali
terumbu karang menjadi hancur akan sangat lama untuk memulihkannnya kembali.
Pertumbuhan karang batu sangat lambat,
diperlukan waktu ribuan tahun. Dalam setahun pertumbuhan terumbu karang hanya
beberapa centimeter saja. Oleh karena itu terumbu karang yang merupakan
kekayaan alam yang banyak memberikan manfaat bagi kehidupan manusia,
lebih-lebih bagi bangsa kita yang berada di daerah tropis ini, agar dapat
menjaga dan menyelamatkannya dari kerusakan akibat orang-orang yang tidak bertanggung
jawab.
DAFTAR PUSTAKA
Anugrah Nontji. 1987. Laut Nusantara. Jakarta : Penerbit Djambatan.
Djamari & Djakaria.M.Nur. 1989. Dasar-Dasar Oseanografi Dalam Studi
Geografi. Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS – IKIP Bandung.
------------------------. 1989. Topografi Dan Sedimentasi Dasar Samudera.
Bandung : Jurusan Pendidikan Geografi FPIPS – IKIP Bandung.
Direktorat Bina Sumber Hayati. 1983. Hasil Evaluasi Potensi Sumber Daya
Hayati Perikanan Laut Di Perairan Indonesia Dan Perairan ZEE
Indonesia.
Engel, Leonard. 1979. Pustaka Alam Life. Jakarta : Penerbit Tira Pustaka.
Ross,D.A. 1970. Introduction to Oceanography. New York : Appleton –
Century – Crofts Educational Division.
Sahala Hutabarat dan Stewart M.Evans. 1986. Pengantar Oseanografi. Jakarta :
Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press).
Thurman, Harold.V. 1983. Essentials Of Oceanography. Ohio: Charies E.
MerrilL Publishing Company.
0 komentar:
Post a Comment