Indiegious - Payung Teduh :
Sebuah Nada, Berjuta Kenangan
Salam
hangat dari HIY untuk sobat HIY sekalian,
Pernah ga kalian denger band yang
namanya Payung Teduh ? mungkin nama band ini masih sedikit asing di telinga
sobat semua, saya pun tau soal band ini dari teman saya baru-baru ini. Secara
ga sengaja waktu itu teman saya ini mengunggah salah satu karya band ini ke
dalam grup di suatu sosial media, melihat nama band yang kurang familiar ini
saya pun penasaran dan akhirnya mencoba mendengarkannya.
Alunan lagu yang terkesan
anti-mainstream ini langsung saja membuat saya jatuh hati dengan rangkaian nada
yang di berikan oleh lagu ini, kesan pertama yang saya dapat dari lagu ini
merupakan ketenangan, ya.. seakan pikiran kita dibawa mengalir bersama harmoni
dalam lagu ini sendiri. Ditambah dengan makna-makna dalam setiap liriknya, yang
menambah Epic Side dari setiap
lagu-lagu Payung Teduh ini. Salah satu lagu yang menjadi favorit saya dari band
ini adalah lagu mereka yang berjudul “Untuk
Wanita yang Sedang Dalam Pelukan”.
Originalitas
merupakan ciri khas yang sangat ditonjolkan oleh Payung Teduh ini sendiri, bisa
dibilang mereka merupakan kelompok musik yang bermain musik dengan hati,
memainkan setiap nada dengan menyisipkan perasaan yang dalam, setiap lagunya
membawa kita ke dalam kenangan. Bagaikan diajak bernostalgia ke masa lalu, mengingat
masa indah, mengingat kebahagiaan yang sejatinya tak memerlukan alasan. Sebuah
band yang membawakan kebahagiaan dalam hati setiap pendengarnya, begitu meneduhkan
Payung
Teduh lahir dari dua orang sahabat yang berprofesi sebagai pemusik di Teater
Pagupon yang senang nongkrong bersama di kantin FIB (Fakultas Ilmu Budaya)
Universitas Indonesia, mereka adalah Is
dan Comi yang senang bermain musik
bersama di kantin, selasar gedung kampus, tepi danau hingga event – event di
luar kampus. Secara tidak sadar kebersamaan mereka dalam bermain musik telah
menguatkan karakter bermusik mereka dan telah disadari bagi orang-orang sekitar
yang sering menyaksikan mereka bermain musik bersama.
Resah live at SUAF FISIP UI 2012 |
Payung
Teduh terbentuk pada akhir 2007 dengan formasi awal Is dan Comi, sadar akan
eksplorasi bunyi dan performa panggung pada tahun 2008 Payung teduh mengajak
Cito untuk bergabung bersama sebagai drummer lalu mengajak Ivan sebagai
guitalele player pada tahun 2010. Angin Pujaan Hujan ialah lagu pertama yang
memunculkan warna mereka sendiri. Seiring berjalannya waktu tercipta pula
lagu-lagu lainnya seperti Kucari Kamu, Amy, Untuk Perempuan Yang Sedang Dalam
Pelukan, juga termasuk karya-karya dari pementasan teater bersama Catur Ari
Wibowo seperti Resah, Cerita Tentang Gunung dan Laut, serta karya Amalia Puri
yang berjudul Tidurlah dan Malam. Dan pada akhirnya Payung Teduh memutuskan untuk
membuat album indie pertamanya yang dirilis dipenghujung 2010.
Musik
yang dimainkan oleh Payung Teduh tidak
memiliki batasan tersendiri, musik yang
dimainkan oleh Payung Teduh yaitu musik Payung Teduh itu sendiri. Pada album
pertama ini bisa dibilang karakter musik yang dibawakan seperti musik di era
golden 60’s dengan balutan keroncong dan
jazz. Dan jika ditanya jenis musik apa yang diusung oleh Payung Teduh, maka
Payung Teduh menyerahkan sepenuhnya kepada pendengar. Dalam pengertian bahwa
payung teduh tidak akan hanya berhenti di satu genre tertentu, namun yang pasti
tetap bermusik dengan ciri yang sudah mereka miliki.
Untuk
sobat HIY yang penasaran gimana alunan lagu yang dibawakan oleh Payung Teduh
ini, bisa denger salah satu lagunya lewat widget Soundcloud HIY di sidebar blog
ini (PC Only). Selamat menikmati, dan
terhanyut dalam kenangan kawan..,
" Sedikit Cemas . . . Banyak Rindunya . . , "
0 komentar:
Post a Comment